Kamis, 13 September 2012

Owa Bernyanyi Seperti Bintang Opera

Oleh Ben Hirschler | Reuters 

Owa adalah diva di hutan. Di Asia Tenggara, kera kecil ini menggunakan teknik pengeluaran suara yang sama bagai soprano terkenal yang bernyanyi di New York Metropolitan Opera atau La Scala di Milan.

Demikian hasil penelitian ilmuwan Jepang yang melakukan tes pengaruh gas helium pada suara owa untuk mengetahui bagaimana nyanyian mereka berubah ketika suara mereka terdengar dengan nada tinggi yang abnormal.

Penelitian tersebut membuktikan, owa mampu mengeluarkan suara yang lebih tinggi dengan menyesuaikan bentuk saluran vokal mereka, termasuk mulut dan lidah. Bak penyanyi profesional!

Itu adalah kemampuan yang hanya dikuasai oleh sedikit orang, namun owa mampu melakukannya dengan usaha minimal, tutur Takeshi Nishimura dari Primate Research Institute di Kyoto University.

Bernyanyi adalah hal penting bagi owa, yang menggunakan teriakan keras dan lagu untuk berkomunikasi di hutan yang lebat. Sahutan nyanyian mereka, yang digambarkan ahli primatologi sebagai “duet”, bisa menjangkau jarak sekitar 2 km.

“Data yang kami miliki mengindikasikan, mekanisme akustik dan fisiologis yang digunakan dalam nyanyian owa sama dengan nyanyian soprano manusia. Teknik yang digunakan seorang penyanyi opera profesional,” tulis Nishimura dan koleganya dalam sebuah penelitian di “American Journal of Physical Anthropology”.

Resonansi suara yang dihasilkan penyanyi sopran profesional memungkinkan mereka mempertahankan suara ketika bernyanyi dengan nada yang tinggi.

Fakta bahwa owa bisa melakukan hal sama menunjukkan kompleksitas dari pengucapan manusia mungkin tidak membutuhkan perubahan secara spesifik dalam anatomi vokal kita.

Membuat owa bernyanyi dalam helium mungkin terdengar eksentrik tapi Nishimura mengatakan itu adalah sebuah cara yang masuk akal untuk menguji bagaimana hewan mengatur suara ketika frekuensi resonansi dalam saluran vokal menjadi lebih tinggi.

“Dengan menggunakan gas helium, kami bisa dengan mudah mengetahui bagaimana cara kerja resonansi dan bagaimana owa membuat teriakan dengan nada tinggi,” katanya dalam sebuah wawancara.

Timnya menggunakan seekor owa putih untuk merekam 20 teriakan dalam dalam lingkungan udara normal dan 37 teriakan dalam lingkungan gas helium untuk mengetahui bagaimana hewan itu bisa mengolah vokal dan saluran suara mereka.

Mereka mendapatkan fakta bahwa saluran vokal owa dapat disesuaikan, dengan menganalisis suara yang dihasilkan owa tersebut.

Helium memberikan pengaruh yang berbeda karena suara mengalir jauh lebih cepat melalui gas daripada udara.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar