Sekilas kupu-kupu bersayap merah putih ini terlihat indah. Namun, di balik keindahan itu tersimpan bahaya. Penelitian terbaru menunjukkan sayap kupu-kupu Asia ini mengandung racun.
"Kupu-kupu ini menggunakan racun sebagai pertahanan diri ketimbang senjata," kata tim peneliti Austria yang meneliti kupu-kupu tersebut. Temuan ini diterbitkan dalam jurnalProceedings of the National Academy of Sciences pada Senin, 15 Oktober 2012.
Yang unik dari temuan ini adalah kupu-kupu merah putih (Hebomoia glaucippe) memiliki racun yang sama dengan siput laut predator. Hal itu diketahui setelah tim peneliti menganalisis protein dari tubuh dan sayap kupu-kupu yang dikumpulkan dari beberapa lokasi di Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia dan Filipina.
Mereka menemukan racun yang disebut glacontryphan-M dalam jumlah yang cukup tinggi. Glacontryphan-M sebelumnya hanya ditemukan pada siput laut (Conus marmoreus) atau lebih dikenal dengan siput kerucut marmer. Moluska pemangsa ini menggunakan racun sebagai senjata untuk melumpuhkan mangsanya.
Tim peneliti juga mencatat banyak pemangsa kupu-kupu H. glaucippe, seperti burung, semut, dan belalang anggrek memilih menghindari memakan sayap kupu-kupu tersebut. "Sedangkan tokek yang kelaparan akan menyantap tubuh dan sayap kupu-kupu, tidak peduli racun di dalamnya," ujar mereka.
Penelitian kini sedang diperluas ke kupu-kupu di daerah lain di luar Asia Tenggara untuk menemukan keberadaan racun serupa. Tim peneliti juga memeriksa sejumlah hewan beracun lainnya untuk menemukan petunjuk tentang kesamaan evolusi kupu-kupu dan siput laut yang berbagi jenis racun yang identik.
Hebomoia Glaucippe. m-butterfly.com
Sumber: Tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar