Kisah ini bermula dari saat saya memperoleh pekerjaan di sebuah perusahaan. Saat itu perusahaan masih kecil dan belum berkembang besar. Saya bekerja tanpa memandang nilai gaji dan apa jenis pekerjaan yang diserahkan kepada saya. Saya terima semua yang di sodorkan pimpinan, pendek kata saya bekerja serabutan, dimulai dari keliling mencari pembeli, meneliti barang yang mempunyai nilai jual, menyetok barang-barang tersebut, dan juga mengurusi keuangan yang ada. Lelah sangat terasa, tetapi saya melakukan pekerjaan itu dengan hati riang karena saya menganggap pekerjaan saya ini sebagai bentuk ibadah saya kepada Tuhan. Ya, seperti ada tertulis, apapun yang kamu kerjakan, kerjakanlah hal itu seperti untuk Tuhan.
Dengan semangat dan kerja kerasku, tidaklah sia-sia. Pimpinan saya benar-benar mempercayai aku, bahkan menganggapku seperti adiknya sendiri. Senang dan bangga hatiku saat itu, dan aku bersyukur kepada Tuhan untuk semua yang terjadi.
Semua berjalan dengan lancar, bahkan bisa dikatakan perusaahaan berkembang pesat.
Sangat pesat, bahkan kami sampai kuwalahan mengontrolnya. Akhirnya kami memutuskan untuk merekrut karyawan, walaupun karyawan sudah cukup, tapi yang dicari adalah karyawan yang bisa ditempatkan sebagai pengendali perusahaan selain saya.
Kebetulan saja saat itu aku mempunyai seorang teman yang belum lama menganggur dan membutuhkan pekerjaan. Teman ini adalah teman baik saya. Segera saja saya tarik dan kenalkan ke pimpinan, demi memandang pengalaman kerjanya akhirnya teman saya itu diterima dengan senang hati. Kami bisa bekerja sama dan saling mendukung satu sama lain. Dan hari-hari itu terasa indah sekali, kami bisa menikmati pekerjaan dan persahabatan secara utuh.
Selama beberapa tahun mengecap keindahan dan berkat dari Tuhan,aku benar-benar merasakan bahwa Tuhan selalu menjaga keluargaku. Tapi... keindahan itu seakan berlalu begitu saja, entah bagaimana ceritanya.. tiba-tiba saja pimpinan saya, yang menganggap saya seperti adiknya sendiri, yang mempercayai saya begitu dalam.... menempatkan saya hanya dibagian gudang. Saya benar-benar shock, di bagian gudang.. itu berarti saya tidak lagi mendapat kepercayaan atasan untuk memegang bagian vital dari perusahaan. Keadaan yang berbalik 90', yang tidak pernah ada dalam pikiran saya sama sekali. Tapi inilah yang terjadi. Secara penghasilan, gaji sayapun mengikuti dimana posisi saya berada. Saya tidak bisa berbuat apa-apa, selain pasrah kepada Tuhan untuk semua yang telah terjadi.
Hari demi hari saya lalui dengan perasaan gundah, tapi saya berusaha untuk tidak mendendam. Setiap perasaan iri,marah dan dendam datang, selalu saya bawa dalam doa. Tenggang waktu hampir 10 tahun saya dalam keadaan seperti ini. Saya serahkan semua kepada Tuhan. Ingin rasanya keluar dari perusahaan itu, tapi hati ini tidak bisa meninggalkan pimpinan, orang yang telah ada dalam bagian hidup saya. Saya mencoba untuk tetap bertahan.
Suatu hari saya benar-benar tidak mempunyai uang sama sekali, beras-pun tidak ada... tidak tahu apa yang akan keluargaku makan esok hari. Disaat yang memilukan itu, saya ajak istri saya berdoa, saya tumpahkan semua dalam doa, "Tuhan,saat ini hambaMu tidak mempunyai apapun untuk kami makan,tapi kami percaya bahwa Engkau akan menjaga kami. Engkau sudah berfirman dan kami percaya Engkau sudah mencukupkan kami. Amin". Dalam doa itu istri saya menangis di samping saya,kami benar-benar berpasrah saat itu.Istri saya berhenti menangis, tapi dia masih saja tidak terima dengan keadaan yang ada,masih menyalahkan pimpinan, teman baik dan semua yang berkaitan. Untuk menenangkan hati istri saya, saya ajak bernostalgia ke masa lalu. Dimana saat itu kami pacaran dan menikah, dari tidak punya apa-apa... sampai kami mempunyai sesuatu. Dari yang rumah kontrak sampai kami bisa membeli rumah permanen. Disaat kami ingin anak perempuan, kami pun dikaruniai anak perempuan yang sehat. Jika hal-hal besar seperti itu bisa kami lalui, pasti kami-pun bisa melalui keadaan ini juga. Istri saya mulai tenang dan menyerahkan semua kepada Tuhan. Kami tidur dalam keadaan damai malam itu.
Mujizat Tuhan benar-benar nyata saat paginya. Bahkan saat kami belum bangun tidur, pintu rumah kami di ketok tetangga, dan menyerahkan kotak yang katanya dari orang di luar kota. Saat kami buka,ternyata berisi makanan,kami kaget sekali. Belum hilang kekagetan saya, ada yang mengetok pintu lagi dan membawakan buah pisang. Tidak cukup sampai di situ, hari itu ada beberapa tetangga dan teman yang mengirimi kami sesuatu,sampai meja makan penuh dengan makanan. Yang kami heran, padahal kami tak pernah sekalipun berbicara kepada saudara,keluarga atau teman yang lain, tentang bagaimana keadaan kami. Disinilah kami merasa sangat diberkati oleh Tuhan, mujizat masih ada dan kami benar-benar merasakannya.
Beberapa tahun setelah itu, keadaan terbalik kembali 90'. Perusahaan tempat saya bekerja oleng, hampir bangkrut, penyebabnya tidak lain adalah teman baik saya membuat perusahaan sendiri dibawah perusahaan induk. Kacau balau... akhirnya teman saya itu di keluarkan dengan meninggalkan segudang masalah. Dari titik inilah pimpinan kembali kepada saya, mulai menyadari kesalahannya dan meminta maaf. Walau belum pulih benar perusahaan itu, tapi saya optimis kami bisa bangkit kembali meskipun harus menjual beberapa asset yang ada. Dan yang membuat saya bahagia, akhirnya saya mendapatkan kembali harga diri saya, kepercayaan saya dan kekeluargaan saya.
Bersyukur kepada Tuhan, untuk semua yang telah terjadi dalam kehidupan saya. Walau di sisi kanan dan kiriku banyak masalah terjadi, tapi di saat saya memandang Tuhan, ada kekuatan yang sangat besar, dan waktu Tuhan jua-lah yang menjadi jawaban dari semua doa-doa saya.
*Di ceritakan sesuai kisah aslinya (teman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar