Banyak orang yang memiliki rambut putih, atau yang lazim di sebut uban. Kebanyakan memang orang yang sudah berusia lanjut, namun tidak sedikit pula orang yang masih muda, memiliki rambut uban dalam jumlah yang banyak. Sebagian orang awam menilai faktor yang mempengaruhi munculnya rambut putih, adalah karena salah pemakaian shampoo. Tapi ternyata tidak demikian yang di simpulkan olah beberapa peneliti, dan mereka kemudian melakukan studi lebih lanjut mengenai fenomena rambut beruban. Ternyata warna rambut mampu memberi pandangan mengenai masa depan seseorang.
Setelah melakukan studi, para peneliti asal Spanyol menemukan, uban merupakan tanda Anda akan memiliki hidup panjang dan sehat. Namun kabar buruk bagi Anda yang memiliki rambut merah, karena ini terkait tingkat yang lebih tinggi untuk mengidap kanker. |
“Pada manusia, melanin kulit, rambut dan bulu merupakan jenis yang sama. Hal ini membatasi pengetahuan pada konsekuensi fisiologi pigmentasi,” kata kepala peneliti Ismael Galvan dari Museo Nacional de Ciencias Naturales, Spanyol, seperti dikutip DailyMail.
Uban menandakan absennya melanin. Artinya, uban merupakan tanda hidup yang sehat.
“Jauh dari tanda terkait penuaan, uban mengindikasikan kondisi yang baik,” pungkasnya.
Ilmuwan Berhasil Ungkap Penyebab dan Penangkal Uban.
Ilmuwan di Ito Lab Langone Medical Center New York University mengaku berhasil mengidentifikasi protein yang menyebabkan manusia memiliki uban.
Peneliti menggunakan tikus hitam sebagai subyek uji. Kemudian, peneliti mengisolasi protein yang diidentifikasi sebagai ‘wnt’ sebagai faktor penyebab uban. Alhasil seperti dilaporkan ABC News, obat untuk menangkal uban pun akan ditemukan.
"Rambut manusia dan tikus sangat mirip dalam hal struktur dan cara menyimpan sel induk melanosit," ungkap pemimpin studi Piul Rabbani. Protein ‘wnt’ mengkoordinasi pigmentasi antarsel dan terobosan ini berarti, protein ‘wnt’ mampu menambah suplemen rambut.
Alhasil, uban tak akan muncul lagi. “Folikel dan pigmentasi rambut manusia dari sel induk melanosit memiliki cara kerja yang sama layaknya fesyen. Jadi, terobosan ini bisa diterapkan di beberapa titik di kemudian hari,” tutup Rabbani.
Dirangkum dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar